Material & Production Planner (1)
Dari beberapa pekerjaan yang pernah saya geluti, salah satu posisi yang paling menantang yaitu menjadi seorang Material and Production Planner disebuah perusahaan farmasi di daerah Depok. Perusahaan ini menganut sistem Value Stream. Jadi perusahaan dibagi menjadi 3 bagian besar berdasarkan family product. Dan setiap Value Stream memiliki satu orang Planner.
Saya memegang posisi planner pada Value Stream produk penurun panas anak, tepatnya sebagai PIC Supply Chain yang menangani market Indonesia, Filipina, dan Thailand. Dan posisi ini merupakan salah satu bidang favorit bagi saya yang notabene berasal dari lulusan Teknik Industri.
Beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang Material & Production Planner atau lebih umum dikenal dengan istilah Production Planning Inventory Control (PPIC) yaitu:
1. Mempunyai Pengetahuan mengenai Bisnis Proses Perusahaan
Lingkup pekerjaan yang berkaitan dengan banyak bagian seperti Produksi, Quality, Warehouse, Purchasing, Exim, Supplier, membuat seorang Planner harus mengetahui bisnis proses pada suatu perusahaan. Sehingga memiliki pola pikir yang menyeluruh dan sudut pandang yang luas. Dan dalam prakteknya seorang planner harus bisa memprediksi dampak yang akan terjadi jika ada suatu variabel permasalahan/ kasus dan dapat mengambil solusi terhadap permasalahan tersebut.
2. Kemampuan Analisa Forecast
Hal ini merupakan fase inisial yang penting. Karena lewat hal inilah kinerja planner diuji dalam merencanakan jenis dan jumlah produk yang akan dibuat dalam suatu periode (biasanya dalam periode bulan). Hal ini juga memperhitungkan keadaan tingkat stock di customer. Jangan sampai terjadi stockout (keadaan dimana tidak ada suatu jenis barang tertentu).
3. Kemampuan membuat Master Production Schedule (MPS), Production Plan, Material Requirement Planning (MRP), dan Shipment Plan.
Hal ini membutuhkan kemampuan teknis dari seorang planner. Biasanya bagi planner lulusan Teknik Industri akan lebih mudah dalam melakukan beberapa hal ini. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi planner yang berasal dari disiplin ilmu lain untuk melakukannya, karena merupakan suatu konsep yang umum.
- Output MPS berisi tentang jenis dan jumlah kebutuhan setiap produk berdasarkan kebutuhan (order) customer dan atau forecast marketing.
- Production Plan merupakan penjabaran jenis dan jumlah produk secara kasar dalam bentuk jadwal produksi dengan memperhatikan prioritas order.
- Output MRP merupakan kebutuhan material yang harus dipenuhi untuk mendukung berjalannya MPS yang telah direncanakan.
- Shipment Plan berisi tentang rencana pengiriman barang ke customer untuk memenuhi order customer dan disesuaikan dengan ketersediaan barang berdasarkan production plan.
4. Kemampuan mengoperasikan Enterprise Resources Planning (ERP) System.
Meningkatnya kompleksitas dunia bisnis membuat perusahaan untuk menggunakan ERP System seperti Oracle, SAP, BPCS dll. Kemampuan dalam mengoperasikannya merupakan suatu nilai tambah bagi seorang kandidat. Dengan adanya ERP System membuat beban pekerjaan seorang planner lebih mudah dalam hal membuat order entry, running MPS, running MRP, open purchase request dsb.
5. Tahan Banting dan Tekanan
Dengan lingkup kerja yang banyak berkaitan dengan bagian lain dan ditambah dengan tanggung jawab yang cukup besar dalam menjalankan bisnis perusahaan dalam hal ini yaitu pemenuhan kebutuhan customer. Maka seorang planner akan dihadapkan pada berbagai tantangan, tuntutan, dan situasi yang terkadang membutuhkan tingkat kesabaran dan kematangan yang cukup dalam melewati kondisi seperti itu.
6. Bersifat Dinamis
Planner juga harus bersifat dinamis. Karena banyak sekali variabel yang dapat berubah-ubah. Mulai dari perubahan permintaan, keterlambatan kedatangan raw material, permasalahan pada produksi. Hal ini yang membuat planner harus siap akan semua hal yang terjadi dan cepat tanggap terhadap perubahan tersebut. "Prepare for the Best and Ready for the Worst".
7. Memiliki Skill Komunikasi dan Persuasi
Karena berhubungan dengan banyak pihak maka kemampuan berkomunikasi sangatlah penting baik secara verbal maupun non-verbal. Kemampuan persuasi juga dibutuhkan dalam mendorong bagian terkait dalam memenuhi tujuan dari planner seperti perintah produksi, kedatangan barang, proses pemesanan dll.
Mungkin hal-hal itu yang saya rasa perlu dimiliki oleh seorang planner, pekerjaan yang cukup menantang. Semoga bermanfaat. Salam
1 comments
Nice sharing brow
BalasHapus