Planning
Mengenal Forecast Consumption
Beberapa dari kita mungkin sudah familiar dengan istilah Forecast Consumption, namun bagi beberapa lainnya istilah ini mungkin baru terdengar. Apa itu Forecast Consumption? Mari kita bahas bersama.
Sebelum masuk ke topik bahasan, saya akan mengajak anda membahas source of demand pada Industri. Source of demand ini merupakan input bagi Planner/PPIC dalam melakukan Supply Planning, seperti Master Production Schedule dan Material Requirement Planning. Ada 4 jenis kombinasi source of demand:
1. Forecast only
Demand hanya berasal dari Forecast saja. Tipe ini biasanya digunakan oleh model industri Make to Stock, misal industri makanan. Demand didapat dari proses forecasting berdasarkan sales historical data dengan pertimbangan faktor-faktor tertentu. Uniknya dari beberapa industri Make to Stock, biasanya mereka belum tentu mengetahui real demand-nya, terutama pada industri yang pemainnya masih jarang. Misal dairy industry (susu), mereka produksi berapa pun, produknya selalu terjual habis dipasaran. Artinya mungkin saja sebenarnya demand pasar itu masih jauh lebih tinggi.
Demand hanya berasal dari Forecast saja. Tipe ini biasanya digunakan oleh model industri Make to Stock, misal industri makanan. Demand didapat dari proses forecasting berdasarkan sales historical data dengan pertimbangan faktor-faktor tertentu. Uniknya dari beberapa industri Make to Stock, biasanya mereka belum tentu mengetahui real demand-nya, terutama pada industri yang pemainnya masih jarang. Misal dairy industry (susu), mereka produksi berapa pun, produknya selalu terjual habis dipasaran. Artinya mungkin saja sebenarnya demand pasar itu masih jauh lebih tinggi.
2. Sales Order only
Biasanya tipe ini digunakan pada model industri Make to Order. Bagian PPIC baru melakukan perencanaan produksi setelah menerima order dari customer.
Contohnya yaitu pada industri otomotif. Mungkin kita pun sering mendengar istilah 'indent' berbulan-bulan ketika mau membeli unit mobil baru. Nah ini merupakan ciri-ciri model Make to Order. Meskipun demikian model ini tetap menggunakan Forecast, namun bukan untuk melakukan perencanaan MPS dan MRP secara firm/fix. Forecast dilakukan hanya untuk memberikan gambaran/proyeksi mengenai ketersediaan resource/supply material untuk jangka panjang.
Contohnya yaitu pada industri otomotif. Mungkin kita pun sering mendengar istilah 'indent' berbulan-bulan ketika mau membeli unit mobil baru. Nah ini merupakan ciri-ciri model Make to Order. Meskipun demikian model ini tetap menggunakan Forecast, namun bukan untuk melakukan perencanaan MPS dan MRP secara firm/fix. Forecast dilakukan hanya untuk memberikan gambaran/proyeksi mengenai ketersediaan resource/supply material untuk jangka panjang.
3. Forecast dan Sales Order
Tipe ini menggabungkan Forecast dan Sales Order sebagai sumber demand-nya. Jadi jika ada Forecast Item A = 10 dan Sales Order Item A = 20. Maka total demand = 30. Bagian PPIC akan melakukan perencanaan produksi berdasarkan angka total demand. Biasanya demand yang berupa Sales Order berasal dari customer yang hanya sesekali melakukan order, sedangkan demand dari Forecasting digunakan untuk memprediksi permintaan dari customer tetap yang sudah memberikan komitmen permintaan barang.
4. Forecast dan Sales Order with Forecast Consumption
Berbeda dengan tipe nomor 3 diatas, tipe ini tidak menjumlahkan total demand dari Forecast dan Sales Order. Total demand hanya berasal dari Net Forecast ditambah Sales Order. Setiap ada pembuatan Sales Order (Actual Demand), maka demand dari Forecast akan berkurang sejumlah quantity Sales Order. Sehingga menghindari duplikasi penghitungan demand. Nah, konsep ini dinamakan Forecast Consumption. Forecast akan 'terkonsumsi' jika memang sudah terbentuk Sales Order untuk item yang sama dan pada waktu yang sama. Sebagai contoh, Original Forecast Item A = 50 dan Sales Order Item A = 20. Maka dengan Forecast Consumption, maka Net/Current Forecast Item A = (50-20) = 30. Total demand = Current Forecast + Sales Order = 30 + 20 = 50.
Sumber: Materi Oracle |
Salam,
Yudi Hariadi
4 comments
numpang baca ya om.. hehe
BalasHapusSilahkan :)
HapusIkut meramaikan Om, klu sales order > original forecast, maka otomatis total demand nya adalah sales order itu sendiri ya?
BalasHapusHalo Titis, dengan menggunakan Forecast Consumption, jika sales order > original forecast maka akan terjadi Overconsumption Forecast berupa negative demand. Lebih detailnya mudah-mudahan dibahas di posting selanjutnya ya :)
Hapus