Data Collection pada Proses Planning

Pada posting saya sebelumnya Mengenal Forecast Consumption dibahas sedikit mengenai Source of Demand yang merupakan input dalam melakukan proses Planning. Pada kesempatan ini saya akan sedikit mengulas persiapan yang harus dilakukan sebelum menjalankan Planning. Planning yang saya bahas disini lebih cenderung ke Manufacturing Planning seperti Master Production Schedule (MPS) dan Material Requirement Planning (MRP).

Seperti kita tahu bersama, output dari Master Production Schedule (MPS) adalah rekomendasi mengenai produk apa yang harus kita produksi, berapa jumlahnya, dan kapan produk tersebut harus sudah tersedia. Berdasarkan MPS tersebut maka kita dapat mengetahui bahan baku/material/ingredient apa yang harus kita beli, berapa jumlahnya, dan kapan harus tersedia agar produksi tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, hal ini merupakan output dari MRP.

Berapa supply yang harus kita rencanakan (Planned Order) tergantung dari Demand dan Existing Supply nya. Untuk Produk, demand nya bisa berasal dari Forecast atau Sales Order atau kombinasi keduanya. Existing Supply ialah available inventory onhand atau on order yang kita miliki yang dapat kita gunakan dalam memenuhi demand. Contoh existing supply: available onhand, outstanding Surat Perintah Kerja Produksi/Work Order/Job Order/Production Batch, dan outstanding Approved Purchase Requisition dan Approved Purchase Order.

Sumber: Materi Oracle







Rekomendasi supply atau Planned Order harus memperhatikan existing supply yang kita miliki, agar menghindari kelebihan stock (Excess Inventory).


Kalkulasi planning tidak bisa dilakukan pada Transaction Data yang bersifat dinamis atau berubah-ubah. Pada transaction data, kondisi stock terus berubah karena transaksi terus berjalan, seperti pemakaian bahan baku, penjualan, proses receiving incoming material dsb. Sehingga posisi stock dan existing supply lainnya terus berubah. Kita akan sangat sulit menentukan Planned Order jika existing supply dan demand terus berubah. Maka kita perlu Planning Data yang bersifat statis. Jadi Planner melakukan cut off data pada waktu yang ditentukan. Planner melakukan snapshot kondisi data existing supply dan demand dari Transaction Data dan di-copy ke Planning Data. Pada Planning Data inilah Planner melakukan kalkulasi Planning. Proses penarikan data dari Transaction Data ke Planning Data disebut Data Collection, atau umum disebut pula cut off planning.

Keberhasilan Planning sangat ditentukan oleh proses Data Collection ini. Saya akan ulas pada posting selanjutnya. Karena jika diteruskan disini khawatir teman-teman bosan. Hehehe

Salam,
Yudi Hariadi

You Might Also Like

0 comments