Inventory
Merancang Struktur Area Inventory Perusahaan Anda
Bagi anda yang berkecimpung dalam Inventory Management tentunya sudah familiar mengenai istilah area inventory/location/subinventory dsb. Area ini merupakan tempat kita menyimpan inventory/stock persediaan, misal area gudang bahan baku, area gudang barang jadi, area produksi dll. Tentunya bagi anda yang menggunakan Enterprise Resource Planning System (ERP), struktur area inventory anda sudah jelas tergambar. Namun apakah kondisi struktur tersebut masih sesuai dengan perkembangan perusahaan anda saat ini? Atau bagi anda yang belum menggunakan ERP, apakah anda sudah membuat mapping struktur inventory yang tepat?
Maka, hendaknya anda mereview atau bahkan merancang ulang struktur area inventory anda. Anda perlu melakukan studi mengenai bisnis proses inventory movement dll yang terjadi di perusahaan anda.
Berikut merupakan contoh struktur area inventory pada organisasi:
Sumber: Materi Oracle Inventory |
Organization merujuk pada fasilitas tempat kita melakukan aktifitas penyimpanan dan transaksi suatu item. Pembuatan Organization bisa berdasarkan Physical maupun Logical Entity.
Physical Entity berdasarkan kondisi fisik yang ada, seperti Manufacturing Plant, Warehouse, Distribution Center dsb yang masing-masing memiliki otoritas Inventory Management terpisah.
Logical bisa berdasarkan pertimbangan logic melihat bisnis proses yang ada.
Contoh Case Organization Physical:
PT Hariadi memiliki Manufacturing Plant di Bandung dan Gudang di Jakarta. Masing-masing memiliki inventory management terpisah.
Jadi saya akan membuat 2 Organization terpisah yaitu Plant Bandung dan Warehouse Jakarta. Kecuali jika keduanya diatur oleh 1 inventory management yang terpusat, maka akan saya buat 1 organization PT Hariadi.
Contoh Case Organization Logical:
PT Hariadi Plant Bandung memiliki bagian khusus penimbangan raw material berdasarkan formulasi masing-masing produk. Management sangat concern terhadap kerahasiaan dari formula tersebut. Formula tidak boleh diketahui oleh bagian Produksi.
Jadi saya akan membuatkan 1 tambahan Organization untuk mengakomodir kebutuhan ini. Sehingga Organization tsb hanya diberikan otoritasnya kepada bagian yang berwenang.
Subinventory atau Area Inventory atau Location merupakan pembagian area dari Organization yang bersifat unik. Misalnya subinventory gudang bahan baku, subinventory gudang barang jadi, subinventory quarantine, subinventory produksi, subinventory area penerimaan dan pengiriman dsb. Penentuannya pun bisa berdasarkan Physical maupun Logical.
Contoh Case Subinventory Physical:
PT Hariadi memiliki area khusus untuk penyimpanan bahan baku, penyimpanan barang jadi, dan area penerimaan. Masing-masing area terpisah satu sama lain.
Berdasarkan kondisi physical tersebut, maka saya akan membuat subinventory gudang bahan baku, subinventory gudang barang jadi, dan subinvetory receiving area.
Contoh Case Subinventory Logical:
PT Hariadi Warehouse Jakarta hanya memiliki 1 area gudang besar. Jadi secara fisik hanya ada 1 area. Namun gudang tersebut sudah ditata rapi sehingga penempatan bahan baku dan barang jadi dilakukan secara terpisah, sehingga dapat dibedakan.
Meski secara fisik 1 area, saya akan tetap membuatkan 2 subinventory yaitu subinventory bahan baku dan subinventory barang jadi.
Locator merupakan struktur terkecil didalam subinventory. Misal anda memiliki sistem penataan racking, jadi anda bisa memasukkan locatornya berupa Row, Rack, Bin. Jadi ketika storeman melakukan pencarian suatu barang, bisa diidentifikasi lebih mudah. Coba bayangkan ketika anda memilki gudang yang sangat besar. Kemudian ketika kita mencari barang hanya ada informasi lokasinya berada pada Gudang Bahan Baku. Mungkin butuh daya jelajah, daya ingat yang kuat, dan indra keenam dari storeman dalam menemukan barang tersebut dengan cepat.
Berbeda jika anda membuat mapping locator, sehingga informasi yang tercatat bukan hanya lokasi area subinventory Gudang Bahan Baku, melainkan ada informasi tambahan Row keberapa, Rack keberapa, dan Bin keberapa. Sehingga storeman dapat lebih mudah mencari barang yang diinginkan.
Bukan tanpa kekurangan, penggunaan locator meski lebih detail dalam menyimpan informasi, namun juga membutuhkan effort yang lebih besar dalam maintain inventory movement. Jika ada perpindahan sedikit saja antar Row meski dalam subinventory yang sama. Storeman harus melakukan update/transaksi setiap kali ada perubahan lokasi. Penggunaan locator pun perlu didukung dari infrastruktur layout yang tertata rapi.
Ada juga subinventory tanpa locator, contoh area penyimpanan suhu dingin seperti refrigerator kecil. Karena lokasinya yang tidak besar, sehingga pencariannya pun mudah meski tanpa locator.
Saya akan bahas lagi lanjutan mengenai poin yang harus diperhatikan dalam mereview atau merancang struktur area inventory perusahaan pada artikel selanjutnya.
Salam,
Yudi Hariadi
0 comments